PENGALAMAN MASUK SEKOLAH
BER-ASRAMA
Perkenalkan namaku Latifah Zaimatun Nabila. Saya akan
berbagi cerita tentang pengalaman saya pada saat saya baru pertama kalinya
berasrama.
Latifah
Jujur aku baru pertama kalinya masuk sekolah yang berasrama. Aku
ingat sekali waktu aku baru melihat-lihat asramanya. Pada saat itu, sedang
bulan puasa, aku dan keluargaku pergi jalan-jalan ke rumah lama, dan Abiku
mengajakku dan keluargaku untuk melihat-lihat asramaku disini. Awalnya aku
menolak, tetapi, aku harus menuruti perintah orang tua. Jadi, aku dan
keluargaku pergi ke asramaku. Setelah melihat-lihat, aku ditanya oleh Abiku. “
Gimana mba? Mau masuk sini atau gak?” kata Abiku. Ya mau gak mau aku harus
masuk situ, karena sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari sekolah.
Pada saat pertama kali masuk, dikelasku cuma ada 3 orang. Yaitu
aku, Oda, dan Tasya. Seiring berjalannya waktu, teman sekelasku semakin banyak.
Ada Abin, Nabilah, Nada, Elsa, and Aisyah. Tapi sayang sekali si Tasya keluar
dari sekolah, sebelum Elsa dan Aisyah masuk kesini. Dan anggota kita sekelas
hanya 7 orang saja hingga kelas 8 sekarang. Nama kelas kita saat kelas 7 adalah
jeng…jeng…jeng… 7 Al-Khansa, kelas 8 adalah jeng…jeng…jeng… 8 Khawla, dan yang
terakhir kelas 9 adalah jeng… jeng… jeng… 9 Zinnirah.
Aku saat pertama masuk, merasa tidak nyaman dengan suasananya,
mungkin karena baru pertama kalinya berasrama. Setiap hari aku nangis dan terus
menangis, hingga aku pusing dan pingsan. Ada terbesit dibenakku untuk pindah
sekolah ke MTS Antasari Samarinda, tapi aku kembali mangingat-ingat betapa
inginnya orang tuaku ingin aku menjadi anak yang shalihah, pintar baca Al
Qur’an, jadi penghafal Al Qur’an, dan ingin yang terbaik untukku. Dan
Alhamdulillah, aku bertahan hingga saat ini.
Awalnya saya mengira kalau berasrama itu tidak menyenangkan dan
membuat tidak nyaman. Ternyata saya salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar